Dear all,
Berikut ini adalah video Joseph, silahkan menyaksikan.
Dear all,
Berikut ini adalah video Joseph, silahkan menyaksikan.
Label: Joseph
Diposting oleh markus & family di 10.43 0 komentar
Label: Missionary Training
Diposting oleh markus & family di 21.16 0 komentar
Label: Missionary Training
Diposting oleh markus & family di 21.14 0 komentar
Label: Missionary Training
Diposting oleh markus & family di 21.11 0 komentar
Label: Missionary Training
Diposting oleh markus & family di 20.59 0 komentar
Label: Life Story
Diposting oleh markus & family di 21.11 0 komentar
Hari sabat jam 2 siang, teman-teman misionaris Angkatan 8 keluar kampus untuk melakukan kegiatan Beggar Evangelism. Dalam program ini mereka akan dikirim berdua-berdua selama jangka waktu 5 jam mengunjungi rumah-rumah di daerah yang telah dipilih. Dalam kunjungan ke rumah-rumah tersebut mereka akan mendoakan pemilik rumah, membantu mereka melakukan pekerjaan rumah apapun, sampai mereka memperoleh makan siang di rumah tersebut, karena saat keluar kampus mereka tidak memperoleh makan siang. Dan persyaratan mereka dapat kembali ke kampus kalau mereka juga membawa oleh-oleh yang diberikan oleh pemilik rumah-rumah yang mereka kunjungi. Umumnya saat mereka kunjungi rumah-rumah tersebut, pemilik rumah heran, curiga, bahkan ada yang menanyakan surat tugas sagala. Tapi karena mereka datang dengan senyuman dan juga izin untuk bertamu dan bersahabat dengan pemilik rumah, mereka mau untuk menerima teman-teman misionaris. Saat diterima oleh pemilik rumah, misionaris tidak menyia-nyiakan waktu untuk segera mengakrabkan diri dengan pemilik rumah, tak segan mereka langsung mendoakan pemilik rumah tersebut, sehingga suasana semakin cair karena pemilik rumah senang untuk dilayani dalam doa. Umumnya dalam waktu singkat mereka semakin akrab dan akhirnya tawaran untuk menikmati makan bersamapun diperoleh mereka, bahkan mereka diberikan bekal pada waktu meninggalkan rumah. Tak jarang juga mereka ditolak untuk masuk oleh pemilik rumah. Waktu kami kunjungi lokasi tempat mereka menyebar, kami bertemu dengan sepasang misionaris yang sampai jam 4 belum dapat makan siang padahal mereka sudah kunjungi beberapa rumah. Waktu mereka katakan kepada kami bahwa mereka belum memperoleh makan, kami hanya jawab “berdoa lagi, pasti ada makanan”, ternyata mereka mendengar saran kami dan berdoa sebelum memasuki rumah lainnya, dan kesaksian mereka kepada kami adalah bahwa di rumah tersebut mereka memperoleh makan siang mereka. Puji Tuhan!. Beggar Evangelism adalah salah satu program training yang diberikan kepada misionaris untuk melatih kemampuan mereka dalam membangun persahabatan dengan orang yang baru dikenal. Baru beberapa jam saja mereka berkenalan, sudah disuguhkan makan bahkan diberikan bekal, apalagi mereka memperoleh lebih lama lagi waktu untuk saling bersahabat, tentunya akan lebih akrab lagi.
Label: Missionary Training
Diposting oleh markus & family di 05.32 0 komentar
Label: Missionary Training
Diposting oleh markus & family di 03.49 0 komentar
Keluarga kami berangkat meninggalkan Jakarta pada hari ini, Minggu, tanggal 2 Agustus 2009 bersama dengan 5 (lima) orang calon misionaris Angkatan 8 (dari 10 orang muda Jakarta – Bandung yang akan bergabung di Angkatan 8), dan juga 5 (lima) orang muda yang baru pulang pelayanan 4 (empat) bulan di Doloksanggul, Sumatera, yang menyertai kami keluarga kami untuk menuju Kampus 1000 Missionary Movement yang berada di Manado. Teman-teman dan keluarga mengantar kami di bandara, ada rasa sedih rasanya meninggalkan mereka semua, tetapi kami ingat janji pelayanan kami kepada Tuhan, suatu ketika kami pasti akan berjumpa dengan mereka.
Oleh karena banyaknya barang yang kami bawa, maka waktu check-in kami hampir memakan waktu 1 jam sehingga hanya sedikit waktu untuk berbincang-bincang dengan teman, orang tua dan saudara yang mengantar kami. Pada waktu kami masuk untuk naik ke pesawat, ternyata semua penumpang pesawat Batavia yang kami gunakan telah masuk semua ke kabin, hanya tinggal rombongan kami yang tertinggal. Kami semua berlarian menuju pintu pesawat, saya harus gendong Joseph agar memudahkan kami masuk pesawat. Masih banyak barang-barang yang kami bawa secara hand carry, namun oleh karena tidak ada lagi ruang untuk menaruh barang-barang kami di loker yang tersedia maka petugas memberikan izin kepada kami untuk memasukan barang ke bagasi secara free/gratis, puji Tuhan!
Penerbangan langsung dari Jakarta – Manado memakan waktu 3 (tiga) jam, dan kami sama sekali tidak mengalami kesulitan dengan Joseph, karena hamper 2,5 jam dia tertidur diatas pesawat, otomatis itu tidak mengganggu kami, hanya saja Nansy harus kecapean memegang Joseph yang tertidur diatas pangkuannya.
Sesampainya di pelabuhan udara Sam Ratulangi, sudah ada penjemput dari Kampus 1000MM, yang membawa sebuah mobil minibus dan pick-up untuk membawa barang-barang kami. Selanjutnya kami meneruskan perjalanan dari pelabuhan ke kampus 1000MM di Tompaso yang ditempuh dengan waktu 2 (dua) jam.
Sesampainya di kampus, kami tiba sekitar pukul 5 (lima) sore, udara dingin ditambah angin keras menyambut kedatangan kami, namun udara pegunungan yang segar tersebut memberikan kesegaran juga dalam kehidupan kami.
Terima kasih Tuhan, akhirnya kami tiba di ladang pelayanan pertama bagi keluarga kami, Tuhan kiranya menunjukan apa yang Tuhan ingin kami lakukan di tempat ini.
Label: Life Story
Diposting oleh markus & family di 06.04 0 komentar
Matius 5:13-14 “Kamu adalah garam dunia. Jika garam itu menjadi tawar, dengan apakah ia diasinkan? Tidak ada lagi gunanya selain dibuang dan diinjak orang. Kamu adalah terang dunia. Kota yang terletak diatas gunung tidak mungkin tersembunyi”
Ada dua benda penting yang digambarkan dalam ayat tersebut diatas bahwa hanya ada Keberhasilan jika ada Pengorbanan. Itulah Garam dan Pelita. (peragakan Garam di gelas dan Lilin dibakar) Garam hancur, larut dan hilang agar ia dapat memberi rasa pada makanan. Pelita atau lilin harus hancur dan bentuknya menjadi sangat buruk agar ia bisa memberi terang sekelilingnya. Dua benda itu nilainya bisa berharga, setelah hancur dan hilang. Ia tidak memikirkan dirinya. Ia mau memberikan tubuhnya agar orang lain tertolong, itulah yang Yesus lakukan bagi anda dan saya. Manusia akan berharga bila ia memikirkan orang disekitarnya lebih dirinya sendiri. Orang tua akan cepat tua, keriput, wajahnya terlihat kerutan seperti siku-siku diwajahnya, kelelahan, hingga badannya bungkuk hanya untuk memberikan segenap tenaganya untuk keluarganya. Tapi karena pengorbanannya anaknya sehat-sehat dan memiliki masa depan. Jadi kalau ada orang tua menjaga, membatasi tenaganya, terlihat segar bugar, tubuhnya tetap kokoh karena kurang berkorban, sementara anaknya memerlukan bantuan ayahnya agar memperoleh kebutuhan cukup dan dapat memiliki masa depan, orang tua itu diragukan tanggungjawabnya.
Demikianpun hidup kita dalam bekerja bagi Allah. Tanpa Pengorbanan tidak akan ada Keberhasilan, tidak akan ada kemenangan iman. Keberhasilan sejati hanya dapat berdiri di atas Pengorbanan.
Saudaraku yang kekasih dalam Tuhan, kita bersyukur dapat berkesempatan untuk berkumpul di rumah ini dalam satu acara, yang bertujuan untuk mendoakan Kel. Markus yang kita kasihi, karena sebagaimana yang kita tahu keluarga ini telah memutuskan untuk memberikan hidup keluarganya bagi pelayanan pekerjaan Sorga. Tentu keputusan ini ketika diambil tidaklah satu perkara mudah. Banyak hal yang harus dipertimbangkan. Mulai dari orang tua, Suami, Istri dan Anak. Karena hidup yang akan dijalani adalah untuk Pengorbanan. Sementara banyak orang berjuang untuk menyiapkan masa depan yang terbaik bagi keluarganya, agar hidupnya nanti tidak berkesusahan. Keluarga Markus memilih sebaliknya. ini telah menjadi ispirasi kepada seluruh anggota jemaat, semoga semangat pelayanan ini menuar kepada yang lain, seperti virus yang ganas saat ini menerpa dunia. Kalau seandainya Markus seorang diri, belum berkeluarga atau tidak berkeluarga, bisa saja tenaganya fokus kepada misi yang ia kerjakan. Namun dalam realita, ada Nancy, ada Joseph, dimana ia juga harus bagikan energinya untuk mendampingi mereka, menemani mereka, menghibur mereka, saat-saat tertentu. Ketika sakit, ada masalah dan lain sebagainya. Mengapa saya katakan demikian, karena Missionari itu pada umumnya ia hidupnya bergantung dimana ia tinggal berbaur dengan orang-orang yang ia layani. Bukan seperti karyawan atau pegawai setiap tanggal gajian uang gajian sudah masuk rekening.
Oleh sebab itu saya ingin memberikan 5 (lima) point perlu diingat kepada keluarga ini :
(1) Pekerjaan ini adalah Pekerjaan Sorga. Penguasa Alam semesta itu sangat menaruh perhatian Yohanes 4:34 (Makanan Yesus). Karena Pencipta itu dan seluruh penghuni surga sangat menaruh perhatian, menyertai mereka, membekali mereka, bahkan melindungi mereka dengan kekuatan besar, yaitu kepada setiap jiwa yang berjalan, mengunjungi dan menyelamatkan jiwa-jiwa.
(2) Pekerjaan ini memerlukan Kuasa dari Luar ( Kuasa Allah). Filipi 4 :13 “segala perkara dapat kutanggung di dalam Dia yang memberikan kekuatan kepadaku”
(3) Pekerjaan ini adalah Pekerjaan Kerendahan hati. (Yeremia merasa dirinya masih muda) (4) Pekerjaan ini adalah Pekerjaan Pengorbanan, tidak menerima apa-apa, tapi memberi semua yang anda bisa berikan. (termasuk nyawa sekalipun) – lihat Yoh.3:16
(5) Pekerjaan ini adalah Pekerjaan dengan Tantangan Paling Besar, karena iblis paling benci, Ia tidak senang dengan pekerjaan penyelamatan jiwa-jiwa. Ia akan kerahkan segala cara untuk menggagalkan setiap wakil Allah yang berniat untuk memperkenalkan Yesus, melalui kelelahan, penyakit, kekuatiran, rasa bosan, tertekan dan lain sebagainya. Wahyu 12:12 “Karena itu bersukacitalah, hai sorga dan hai kamu sekalian yang diamdidalamnya, celakalah kamu, hai bumi dan laut! karena Iblis telah turun kepadamu, dalam geramnya yang dahsyat, karena ia tahu, bahwa waktunya sudah singkat”
Saudaraku, Markus, anda masih muda, dan puncak kejayaan dalam berkarya adalah masa-masa seperti usia sekarang ini. Saya yakin Sdr. Markus bisa melakukan banyak hal, meberikan hasil yang cemerlang dalam pencapaian pekerjaan Allah, bahkan mungkin perkara yang luar biasa dalam kemampuaannya yang penuh seperti sekarang ini,
Apa yan g saya mau sampaikan, dasar yang kuat agar kita bertahahan dalam pekerjaan ini hanya satu. Cinta. Kasih kepada empunya pekerjaan ini. Oleh sebab itu hal yang perlu dipelihara setiap hari, adalah Cinta, Kasih kita kepada Allah. Itulah kesetiaan yang tidak pernah pudar.
Di masa lalu banyak kita tahu, mereka yang menggantungkan kepada Allah selalu menang, dan berhasil. Namun tidak sedikit juga yang gagal. Beberapa hamba Tuhan, Pdt, undur dalam pekerjaan ini, seperti di kupang, dan tempat lain. Padahal mereka beroleh gaji/upah yang layak. paling tidak mereka tidak kelaparan hidupnya untuk pekerjaan Tuhan. Mereka gagal karena tidak menggantungkan hidup mereka dalam kendali Pencipta itu.
Olimpiade 1984, seorang pelari wanita Swiss, ikut maraton 41km, lama setelah pelari pertama masuk baru ia datang terhuyung-huyung memasuki Los Angeles Colisium, hampir tidak dapat berdiri, ia hrs memutari stadion baru sampai ke finish, kerap kali ia hampir terjatuh .. melihat hal ini penonton berdiri semua mem beri semangat ketika dijalur lurus terakhir iapun jatuh tetapi bangun kembali dgn susah payah, pelatihnya ber jalan disampingnya dengan hati-hati agar tidak kena diskualifikasi, kemudian setelah sampai garis finis, ia terjatuh dalam pelukan sang pelatih dengan tidak sadar kan diri... Sungguh suatu gambaran yang luar biasa tentang ketahanan... ini adalah jenis daya tahan yang menurut Rasul Paulus merupakan tanda kasih. Kasih sejati bertahan dalam menanggung sesuatu.....
KASIH tidak berkesudahan (13:8).... Saudaraku kasih seperti inilah yang perlu kita hidupkan... dapatkah kita melakukannya? Allah melalui Yesus telah memberikan contoh bagi kita semua, Yohanes 3:16 ”Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal”.
Terakhir Pesan yang ingin saya sampaikan adalah Nasehat yang bukan dari saya. Karena biasanya Yang terakhir yang selalu mudah diingat. Itu sebabnya Nasehat itu nasehat yang tidak bias salah dari Allah, melalui hambanya. Saya hanya speaker, membuat jadi bersuara lebih terdengar. Inilah Nasihat itu :
Life Sketches 196.2
“Kita tidak perlu takut apapun di masa yang akan datang, kecuali kita melupakan bimbingan Tuhan yang telah menuntun kita pada masa yang lampau, dan pengajaran-Nya, di dalam sejarah masa lalu kita”
TUHAN yang pernah menuntun diwaktu yang lalu, akan juga menuntuk kita di waktu yang akan datang
TUHAN akan memberikan sentuhan sukacita kepada saudara dan saya.
Jadi JANJI PEMELIHARAAN ALLAH ITU PASTI.
Penutup
Saudaraku Bekerja mencari nafkah itu penting, tanggungjawab mencari nafkah untuk keluarga itu sangat terhormat, mengumpulkan bekal untuk masa depan itu sangat perlu. Namun .. bila ada pekerjaan yang paling tinggi, sangat mulia, dan yang paling agung yang pernah ada di dibawah kolong langit ini adalah pekerjaan penyelamatan jiwa-jiwa. Tuhan kiranya memberkati Keluarga Markus agar tetap bertahan setia sampai Maranatha. Amin.
Label: Life Story
Diposting oleh markus & family di 04.28 0 komentar
Sosok yang satu ini kelihatannya biasa-biasa saja, dengan tubuh yang kecil, kurus dan kulit agak gelap, banyak orang tidak menyangka bahwa dia adalah seorang Pendeta. Kalau diperbandingkan sosoknya dengan pendeta-pendeta di daerah perkotaan, dia kalah jauh, namun kalau diceritakan tentang pelayanan dan dedikasinya bagi pekerjaan Tuhan, tidak ada yang akan menyangkal bahwa dia adalah sosok pendeta misionaris yang membanggakan.
Lulus dari fakultas theology UNKLAB, Pdt. Alfian Sadondang, demikian nama lengkapnya, dipanggil Tuhan untuk melayani wilayah kerja di Mission Papua. Pengalamannya sebagai seorang missionaris saat dia masih kuliah mendorong dia untuk siap ditugaskan dimana saja sesuai rencana Tuhan.
Ndugundugu, adalah nama sebuah desa di pedalaman pulau Papua diantara jejeran pegunungan Jayawijaya. Ditempat itulah sejak tahun 2005 beliau melayani bersama dengan istri dan anak-anaknya. Perjalanan menuju Ndugundugu tidaklah mudah, dari Jayapura mereka harus naik pesawat Cessa kecil selama 2,5 jam untuk sampai di kota kecamatan Paniai, kemudian dari kota kecamatan tersebut mereka harus berjalan mendaki selama 6 jam untuk tiba di lokasi rumah tempat tinggal mereka. Sementara itu, daerah pelayanannya sebagai pendeta distrik tidak hanya di Ndugundugu, tetapi juga dibeberapa tempat disekitarnya dalam radius 5 -7 jam perjalanan jalan kaki.
Tekadnya untuk memasuki daerah-daerah baru harus berhadapan dengan berbagai rintangan dan ancaman. Satu rombongan masyarakat suku setempat dengan panah dan tombak pernah datang ke rumah beliau dan meminta 3 kepala manusia sebagai korban bilamana hendak memasuki daerah mereka. Namun Tuhan itu luar biasa, dia menjaga anak-anaknya dari mara bahaya dan tetap membuat dia sukses dalam setiap tugas pekerjaan yang diberikan. Seorang kepala suku yang tertarik dengan pelayanan dari Pdt. Alfian Sadondang, maju dan menantang masyarakat yang menolak kehadiran hamba Tuhan di daerah mereka.
Bersama istri dan 4 orang anak-anak yang masih kecil-kecil (usia tertua baru 7 tahun), Pdt. Alfian Sadondang giat memberitakan kabar keselamatan kepada jiwa-jiwa di daerah pedalaman Papua tersebut. Lokasi pelayanan yang berada di +/- 5.000m diatas permukaan laut, dengan hawa dingin yang menusuk, serta serba tidak ada apa-apa (tidak ada pasar, warung, rumah sakit, sekolah, dll), kadang supply makanan sudah habis dan anak-anak harus berpuasa sambil menunggu berkat yang Tuhan berikan kepada mereka, keluarga misionaris tersebut tetap tinggal dan terus bekerja.
Berbagai profesi mereka pegang sekaligus, pendeta, guru, perawat dan dokter. Sang istri dengan setia mendukung segenap pelayanan yang dilakukan suaminya, bahkan dia juga terlibat langsung dalam setiap aktivitas pelayanan yang mereka lakukan di ladang pelayanan mereka.
Kalau orang lain mungkin berpendapat bahwa kehidupan mereka itu amat menyedihkan, tapi mereka katakan hidup mereka sangat luar biasa dan menggembirakan.
Saya percaya mereka hidup lebih akrab dengan Tuhan Yesus dibandingkan kita yang hidup lebih baik diperkotaan.
Tuhan kiranya memberikan kekuatan dan keteguhan kepadamu dan keluarga di dalam penyelesaian kabar sukacita keselamatan bahkan sampai ke ujung dunia pedalaman Papua.
Label: Friends
Diposting oleh markus & family di 21.23 0 komentar
Label: Youth Training
Diposting oleh markus & family di 21.09 0 komentar
Label: Life Story
Diposting oleh markus & family di 01.06 0 komentar
Label: Friends
Diposting oleh markus & family di 23.26 0 komentar
Label: Missionary Training
Diposting oleh markus & family di 23.09 0 komentar
Label: Life Story
Diposting oleh markus & family di 01.53 0 komentar
Label: His Calling
Diposting oleh markus & family di 02.04 0 komentar
Label: Life Story
Diposting oleh markus & family di 01.26 0 komentar