Matius 5:13-14 “Kamu adalah garam dunia. Jika garam itu menjadi tawar, dengan apakah ia diasinkan? Tidak ada lagi gunanya selain dibuang dan diinjak orang. Kamu adalah terang dunia. Kota yang terletak diatas gunung tidak mungkin tersembunyi”
Ada dua benda penting yang digambarkan dalam ayat tersebut diatas bahwa hanya ada Keberhasilan jika ada Pengorbanan. Itulah Garam dan Pelita. (peragakan Garam di gelas dan Lilin dibakar) Garam hancur, larut dan hilang agar ia dapat memberi rasa pada makanan. Pelita atau lilin harus hancur dan bentuknya menjadi sangat buruk agar ia bisa memberi terang sekelilingnya. Dua benda itu nilainya bisa berharga, setelah hancur dan hilang. Ia tidak memikirkan dirinya. Ia mau memberikan tubuhnya agar orang lain tertolong, itulah yang Yesus lakukan bagi anda dan saya. Manusia akan berharga bila ia memikirkan orang disekitarnya lebih dirinya sendiri. Orang tua akan cepat tua, keriput, wajahnya terlihat kerutan seperti siku-siku diwajahnya, kelelahan, hingga badannya bungkuk hanya untuk memberikan segenap tenaganya untuk keluarganya. Tapi karena pengorbanannya anaknya sehat-sehat dan memiliki masa depan. Jadi kalau ada orang tua menjaga, membatasi tenaganya, terlihat segar bugar, tubuhnya tetap kokoh karena kurang berkorban, sementara anaknya memerlukan bantuan ayahnya agar memperoleh kebutuhan cukup dan dapat memiliki masa depan, orang tua itu diragukan tanggungjawabnya.
Demikianpun hidup kita dalam bekerja bagi Allah. Tanpa Pengorbanan tidak akan ada Keberhasilan, tidak akan ada kemenangan iman. Keberhasilan sejati hanya dapat berdiri di atas Pengorbanan.
Saudaraku yang kekasih dalam Tuhan, kita bersyukur dapat berkesempatan untuk berkumpul di rumah ini dalam satu acara, yang bertujuan untuk mendoakan Kel. Markus yang kita kasihi, karena sebagaimana yang kita tahu keluarga ini telah memutuskan untuk memberikan hidup keluarganya bagi pelayanan pekerjaan Sorga. Tentu keputusan ini ketika diambil tidaklah satu perkara mudah. Banyak hal yang harus dipertimbangkan. Mulai dari orang tua, Suami, Istri dan Anak. Karena hidup yang akan dijalani adalah untuk Pengorbanan. Sementara banyak orang berjuang untuk menyiapkan masa depan yang terbaik bagi keluarganya, agar hidupnya nanti tidak berkesusahan. Keluarga Markus memilih sebaliknya. ini telah menjadi ispirasi kepada seluruh anggota jemaat, semoga semangat pelayanan ini menuar kepada yang lain, seperti virus yang ganas saat ini menerpa dunia. Kalau seandainya Markus seorang diri, belum berkeluarga atau tidak berkeluarga, bisa saja tenaganya fokus kepada misi yang ia kerjakan. Namun dalam realita, ada Nancy, ada Joseph, dimana ia juga harus bagikan energinya untuk mendampingi mereka, menemani mereka, menghibur mereka, saat-saat tertentu. Ketika sakit, ada masalah dan lain sebagainya. Mengapa saya katakan demikian, karena Missionari itu pada umumnya ia hidupnya bergantung dimana ia tinggal berbaur dengan orang-orang yang ia layani. Bukan seperti karyawan atau pegawai setiap tanggal gajian uang gajian sudah masuk rekening.
Oleh sebab itu saya ingin memberikan 5 (lima) point perlu diingat kepada keluarga ini :
(1) Pekerjaan ini adalah Pekerjaan Sorga. Penguasa Alam semesta itu sangat menaruh perhatian Yohanes 4:34 (Makanan Yesus). Karena Pencipta itu dan seluruh penghuni surga sangat menaruh perhatian, menyertai mereka, membekali mereka, bahkan melindungi mereka dengan kekuatan besar, yaitu kepada setiap jiwa yang berjalan, mengunjungi dan menyelamatkan jiwa-jiwa.
(2) Pekerjaan ini memerlukan Kuasa dari Luar ( Kuasa Allah). Filipi 4 :13 “segala perkara dapat kutanggung di dalam Dia yang memberikan kekuatan kepadaku”
(3) Pekerjaan ini adalah Pekerjaan Kerendahan hati. (Yeremia merasa dirinya masih muda) (4) Pekerjaan ini adalah Pekerjaan Pengorbanan, tidak menerima apa-apa, tapi memberi semua yang anda bisa berikan. (termasuk nyawa sekalipun) – lihat Yoh.3:16
(5) Pekerjaan ini adalah Pekerjaan dengan Tantangan Paling Besar, karena iblis paling benci, Ia tidak senang dengan pekerjaan penyelamatan jiwa-jiwa. Ia akan kerahkan segala cara untuk menggagalkan setiap wakil Allah yang berniat untuk memperkenalkan Yesus, melalui kelelahan, penyakit, kekuatiran, rasa bosan, tertekan dan lain sebagainya. Wahyu 12:12 “Karena itu bersukacitalah, hai sorga dan hai kamu sekalian yang diamdidalamnya, celakalah kamu, hai bumi dan laut! karena Iblis telah turun kepadamu, dalam geramnya yang dahsyat, karena ia tahu, bahwa waktunya sudah singkat”
Saudaraku, Markus, anda masih muda, dan puncak kejayaan dalam berkarya adalah masa-masa seperti usia sekarang ini. Saya yakin Sdr. Markus bisa melakukan banyak hal, meberikan hasil yang cemerlang dalam pencapaian pekerjaan Allah, bahkan mungkin perkara yang luar biasa dalam kemampuaannya yang penuh seperti sekarang ini,
Apa yan g saya mau sampaikan, dasar yang kuat agar kita bertahahan dalam pekerjaan ini hanya satu. Cinta. Kasih kepada empunya pekerjaan ini. Oleh sebab itu hal yang perlu dipelihara setiap hari, adalah Cinta, Kasih kita kepada Allah. Itulah kesetiaan yang tidak pernah pudar.
Di masa lalu banyak kita tahu, mereka yang menggantungkan kepada Allah selalu menang, dan berhasil. Namun tidak sedikit juga yang gagal. Beberapa hamba Tuhan, Pdt, undur dalam pekerjaan ini, seperti di kupang, dan tempat lain. Padahal mereka beroleh gaji/upah yang layak. paling tidak mereka tidak kelaparan hidupnya untuk pekerjaan Tuhan. Mereka gagal karena tidak menggantungkan hidup mereka dalam kendali Pencipta itu.
Olimpiade 1984, seorang pelari wanita Swiss, ikut maraton 41km, lama setelah pelari pertama masuk baru ia datang terhuyung-huyung memasuki Los Angeles Colisium, hampir tidak dapat berdiri, ia hrs memutari stadion baru sampai ke finish, kerap kali ia hampir terjatuh .. melihat hal ini penonton berdiri semua mem beri semangat ketika dijalur lurus terakhir iapun jatuh tetapi bangun kembali dgn susah payah, pelatihnya ber jalan disampingnya dengan hati-hati agar tidak kena diskualifikasi, kemudian setelah sampai garis finis, ia terjatuh dalam pelukan sang pelatih dengan tidak sadar kan diri... Sungguh suatu gambaran yang luar biasa tentang ketahanan... ini adalah jenis daya tahan yang menurut Rasul Paulus merupakan tanda kasih. Kasih sejati bertahan dalam menanggung sesuatu.....
KASIH tidak berkesudahan (13:8).... Saudaraku kasih seperti inilah yang perlu kita hidupkan... dapatkah kita melakukannya? Allah melalui Yesus telah memberikan contoh bagi kita semua, Yohanes 3:16 ”Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal”.
Terakhir Pesan yang ingin saya sampaikan adalah Nasehat yang bukan dari saya. Karena biasanya Yang terakhir yang selalu mudah diingat. Itu sebabnya Nasehat itu nasehat yang tidak bias salah dari Allah, melalui hambanya. Saya hanya speaker, membuat jadi bersuara lebih terdengar. Inilah Nasihat itu :
Life Sketches 196.2
“Kita tidak perlu takut apapun di masa yang akan datang, kecuali kita melupakan bimbingan Tuhan yang telah menuntun kita pada masa yang lampau, dan pengajaran-Nya, di dalam sejarah masa lalu kita”
TUHAN yang pernah menuntun diwaktu yang lalu, akan juga menuntuk kita di waktu yang akan datang
TUHAN akan memberikan sentuhan sukacita kepada saudara dan saya.
Jadi JANJI PEMELIHARAAN ALLAH ITU PASTI.
Penutup
Saudaraku Bekerja mencari nafkah itu penting, tanggungjawab mencari nafkah untuk keluarga itu sangat terhormat, mengumpulkan bekal untuk masa depan itu sangat perlu. Namun .. bila ada pekerjaan yang paling tinggi, sangat mulia, dan yang paling agung yang pernah ada di dibawah kolong langit ini adalah pekerjaan penyelamatan jiwa-jiwa. Tuhan kiranya memberkati Keluarga Markus agar tetap bertahan setia sampai Maranatha. Amin.
Rabu, 22 Juli 2009
Khotbah Perpisahan - oleh Pdt. H. Hutabarat
Label: Life Story
Diposting oleh markus & family di 04.28
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar