Senin, 31 Agustus 2009

Joseph's Smile

Dear all,

Berikut ini adalah video Joseph, silahkan menyaksikan.

Minggu, 23 Agustus 2009

Survival Revival (Day 4)


Hari Minggu pagi ini saya bangun dengan kondisi tubuh yang jauh lebih baik, kekuatan kembali muncul. Semalam hampir-hampir saya demam karena masih terasa lelahnya berjalan 2 hari di hutan, tapi untunglah ada lebih banyak makanan dan minuman sehingga memberi energi yang baru.
Pagi hari semua bersuka cita, kami membuat perlombaan membuat api tanpa korek api, menarik sekali karena semua tim berusaha berbagai cara agar mereka dapat membuat api dan segera memasak, kalau tidak makan pagi mereka mungkin dekat-dekat dengan makan siang mereka.
Kehidupan selama acara survival revival memang berat, tetapi saat kami semua mau belajar dari situasi yang dihadapi maka kami akan memperoleh aplikasi pribadi. Buat saya sendiri, perjalanan hidup selama survival revival menggambarkan perjalanan pelayanan saya yang bisa saja datang begitu berat dan sulit, sering kali salah jalan, kelelahan, tubuh sakit, kurang makan dan minum, namun kalau saya tetap fokus kepada Yesus yang memimpin perjalanan tersebut, saya percaya akan sampai di tujuan dengan bersukacita. Siang itu kita mengikuti acara perlombaan masak yang dilakukan group-group survival revival Angkatan 8, lucu-lucu sekali menu mereka, ada getuk, kolak, pisang dioles gula, nasi bambu, dll. Semua itu mereka buat dengan peralatan dan bahan-bahan masak yang serba sederhana. Untunglah pada siang hari ada banyak anggota jemaat datang ke lokasi camping kami sambil membawa makan siang untuk kami dan juga untuk mereka sehingga kita bisa makan bersama di pinggiran pantai tersebut, menu misionaris ditambah dengan menu jemaat, anda bisa kira menu mana yang paling menantang kan?.
Akhirnya jam 2 siang kami semua sudah bersiap untuk kembali ke kampus, namun oleh karena pantai sedang surut pada jam tersebut sehingga timbulah lapangan pantai yang luas, maka officer putuskan untuk lakukan permainan sepak bola dengan para misionaris. Bayangkan, jam 2 siang di pinggir pantai kami berlari-larian bermain bola kaki bersama-sama. Lelahnya berlari ditambah juga dengan panasnya sinar matahari membuat kami semakin kecapean, namun tetap semangat sampai truk yang menjemput kami sudah datang baru kami semua masuk ke dalam truk tersebut dan kembali ke kampus. Jam 7 malam kami sudah tiba di kampus, kemudian jam 9 malam diadakan acara Temu Budaya, yaitu masing-masing kelompok akan buat acara special untuk menutup keseluruhan acara survival revival selama 4 hari tersebut. Banyak acara menarik dibuat pada waktu tersebut, sehingga tidak terasa acara baru selesai jam 12.30.
Demikianlah acara survival revival Angkatan 8, saya sangat senang memperoleh kesempatan untuk mengikuti acara ini.

Sabtu, 22 Agustus 2009

Survival Revival (Day 3)


Selamat Pagi dan Selamat Sabat.
Ahirnya kami semua bangun pagi juga di hari Sabat ini, badan semua rasanya pegal-pegal dan remuk-remuk tapi tetap gembira menyambut Sabat pagi. Tadi malam setelah kami tiba di Desa Rap-Rap, semua turun dari truk di lapangan desa. Setelah memeriksa segala sesuatu maka kami mulai berjalan ke lokasi camping kami di pinggiran desa setelah melewati muara sungai. Tempat tersebut memang cocok untuk camping karena jauh dari perumahan penduduk, namun masalahnya adalah tidak ada sumber air, tidak ada MCK dan terlebih lagi adalah kalau pagi hari air pasang sehingga kita kalau kita mau lewat air setinggi dada. Air baru surut nanti siang hari, dan sore hari air naik lagi baru surut nanti kalau sudah jam 10 malam hari. Demikianlah kami tinggal ditempat yang penuh tantangan ini.
Pagi hari ini semua Angkatan 8 sibuk untuk mempersiapkan makan pagi mereka, karena semalam mereka baru tidur jam 2 malam setelah sedikit menikmati makan subuh mereka. Saya tidak tahu apa dan bagaimana cara mereka memasak dengan kondisi air yang serba kurang, tapi mereka tetap kelihatan bersemangat. Selanjutnya setelah kami semua makan maka jam 8 pagi ada kapal motor yang menjemput kami, secara berkelompok dan bergantian kami dibawa ke sisi pantai yang lain, dan setelah menumpang mandi di rumah anggota jemaat selanjutnya kami melayani di jemaat Rap-Rap bersama dengan 2 jemaat lainnya yang ada di desa sebelah. Walaupun udara sangat panas sehingga membuat kami semua berkeringat, kami tetap bersemangat memberikan pelayanan sabat kepada jemaat. Anggota jemaat umumnya adalah keluarga-keluarga nelayan yang hidup sederhana, namun mereka tetap setia dalam iman mereka.
Pada malam hari diadakan acara api unggun, dan para senior missionary dari ISMA membawakan acara untuk adik-adik angkatan mereka, memberikan semangat kepada mereka untuk lebih siap bekerja di ladang pelayanan, karena kondisi di ladang bisa jadi jauh lebih berat dari pengalaman survival revival yang sedang mereka jalani saat ini.

Jumat, 21 Agustus 2009

Survival Revival (Day 2)


Saat ini sudah jam 8 malam, dan kami sedang berada dipinggir jalan raya berharap memperoleh truk yang akan membawa kami ke desa Rap-Rap. Kami baru saja keluar dari hutan setelah berjalan dari jam 7 pagi untuk mencari jalan keluar dari hutan. Rupanya pemandu yang kami sewa tidak berhasil memperoleh jalan keluar hutan, karena dia sudah hampir 6 tahun tidak menggunakan jalan tersebut dan banyak jalan yang telah berubah. Beberapa kali kami tersesat dan harus kembali, tidak perduli setelah menuruni tebing yang curam kami harus tetap kembali naik ke atas. Luar biasa rasa lelah yang kami terima, apalagi supply bahan makanan hanya biskuit, dan itupun sudah mulai berkurang. Kami disegarkan pada saat kami menemukan sungai sekitar jam 2 siang. Kami dapat melepas lelah ditempat tersebut dan mengambil air minum. Namun sayang sekali salah seorang misionaris mengalami kecelakaan saat kakinya yang pernah patah terinjak kaki teman lainnya yang mengakibatkan kembali retak dan dia sangat kesakitan sekali. Teman-teman akhirnya membuat tandu untuk sahabatnya tersebut, sehingga dari jam 5 kami mulai tinggalkan sungai menuju jalan raya dengan melewati sungai berbatu yang kering. Barulah kami sampai dipinggir jalan raya ini. Kampung terdekat sangat jauh jaraknya, jadi kami kirimkan teman kami untuk mencari kendaraan sewa di kampung terdekat untuk membawa kami ke kampung Rap-Rap, dan akhirnya kami memperoleh sewa sebuah truk pasir yang selanjutnya membawa kami semua ke tempat tujuan kami selama 1,5 jam perjalanan. Sampai ditempat tujuan segera kami menuju tempat camping kami dan tiba pada jam 11 malam.

Kamis, 20 Agustus 2009

Survival Revival (Day 1)




Hari ini luar biasa, saatnya buat kami semua untuk berangkat survival revival ke hutan. Dari semalam teman-teman Angkatan 8 telah menyiapkan seluruh perlengkapan mereka, dan mulai jam 6 pagi hari mereka melakukan peregangan otot sampai jam 8 pagi kami berangkat naik truk dan harus menempuh perjalanan selama 2 jam sampai tiba di lokasi. Selanjutnya jam 10 pagi kami mulai melakukan perjalanan menembus perkebunan masyarakat setempat kemudian menuju hutan. Setiap group berjalanan beriringan sambil mengucapkan yel-yel mereka dan bernyanyi. Setelah dua jam perjalanan seluruh anggota group mulai keletihan karena udara yang panas menyengat. Namun kemudian saat mereka memasuki hutan lebih dalam dan mendaki maka sinar matahari mulai berkurang, namun jalan mendaki membuat mereka terengah-engah. Sampai jam 2 siang, seluruh kelompok baru diperbolehkan makan siang dan beristirahat selama 30 menit kemudian melanjutkan perjalanan. Ditengah perjalanan saat air minum mulai habis, pemandu yang kami sewa untuk menuntun perjalanan mencari bambu dan mengambil air dari dalam bambu tersebut. Luar biasa Tuhan menyediakan air yang cukup segar dan banyak dari bambu tersebut, kami minum puas dan bahkan dapat menyimpan yang lebih dibotol-botol kami.
Perjalanan dilanjutkan lebih jauh lagi dan seluruh anggota tim lebih lelah lagi karena mulai masuk hutan belantara dan cadangan air mulai habis. Lalu pemandu kami mencarikan lokasi mata air yang sudah lama, dan mendapati ditempat tersebut masih ada mata air mengalir. Selanjutnya seluruh anggota tim bergantian mengisi botol mereka. Ada beberapa anggota tim yang sudah sangat kelelahan, bahkan ada yang keseleo dan kram. Tetapi mereka tidak menyerah dan terus maju terus.
Hari sudah mulai sore namun kami belum juga tiba di lokasi Kampung Tua tempat tujuan kami menginap, kampung tersebut ada di tengah hutan, tidak ada lagi penduduknya, hanya kuburan-kuburan tua. Tapi perjalanan kami jam 6 sore sampai jam 7 tersebut justru perjalanan yang paling sulit karena kami harus melewati semak belukar yang tertutup dan penuh dengan semak duri. Tim di depan harus menggunakan parang untuk membuka jalan, namun nampaknya jarak ke Tua belum juga dapat diprediksi sementara waktu sudah menunjukan jam 8 malam dan jalan semakin sulit karena gelap, lampu senter yang terbatas semakin mempersulit perjalanan. Akhirnya ketua tim memutuskan kami untuk mencari lokasi agak luas dan tidur ditempat tersebut. Akhirnya kami peroleh lokasi agak luas, kemudian dibersihkan semak belukarnya dan dibuka terpal untuk mereka tidur. Seluruh anggota tim diberikan waktu untuk membuka bekal yang mereka miliki untuk makan malam mereka, dan sekitar jam 9 malam semua lampu senter mati, kepekatan malam datang dan kami semua mulai tertidur.
Berkali-kali saya terjaga di malam hari karena berkali-kali juga saya harus memperbaiki lokasi tidur saya karena selalu melorot ke bawah oleh karena tempat lokasi tidur kami memiliki struktur tanah yang miring. Untung saja saya membawa sleeping bag ditas, sehingga dalam kehangatan sleeping bag tersebut saya tertidur sampai jam 5 pagi saat kami semua terbangun untuk melakukan doa pribadi.

Senin, 17 Agustus 2009

Indahnya Bunaken


Hari ini, tanggal 17 Agustus 2009, bersama-sama dengan teman-teman EISMA dan group GATE dari Korea, kami pergi ke Bunaken. Akhirnya, setelah lebih dari 6 kali datang ke Manado baru kali ini berkesempatan ke Bunaken, taman laut terindah di dunia. Sayang skali Nansy dan Jose tidak bisa ikut serta karena kondisi kesehatan Jose yang sedang kurang baik. Dari kampus kami menggunakan 1 buah bus dan 1 buah minibus. Kami berangkat jam 9.30 pagi, perjalanan ke pelabuhan pemberangkatan memakan waktu 2 jam, kemudian berangkat pada jam 1.30 siang. Kebetulan pada minggu ini ada festival Sail Bunaken, jadi ada beberapa kapal laut dari luar negeri akan datang. Tadi kami sempat melihat atraksi beberapa pesawat tempur di udara. Birunya laut, gelombang ombak yang menari-nari serta angin laut yang menghempas setiap muka kami nikmati di dalam perjalanan ke Bunaken. Ada sekitar 40 orang yang berangkat bersama-sama. Setibanya di pulau Bunaken kami berhenti sejenak untuk menyewa alat-alat snorkling, kemudian kami berangkat ke lokasi taman lautnya tidak jauh dari tempat penyewaan tersebut. Setibanya di lokasi kami semua langsung berhamburan ke laut, dan karena karang lautnya cuma setinggi dada maka kami dapat berdiri ditengah laut tersebut serta berenang dengan memakai alat snorkling terlihat indah pemandangan taman lautnya. Karang-karangnya indah dan juga ikan-ikan berwarna warni berenang di sekitar kita. Wah pokoknya indah banget deh. Setelah lebih dari dua jam kami bersnorkling akhirnya seluruh anggota naik kembali ke kapal yang selanjutnya kembali ke dermaga Bunaken untuk mengembalikan alat-alat sewa dan juga berbilas di kamar mandi yang tersedia. Rasanya puas sekali! Akhirnya kesampaian juga melihat Bunaken. Kalau anda ke Manado jangan lupa sempatkan melihat Bunaken.

Minggu, 16 Agustus 2009

Beggar Evangelism

Hari sabat jam 2 siang, teman-teman misionaris Angkatan 8 keluar kampus untuk melakukan kegiatan Beggar Evangelism. Dalam program ini mereka akan dikirim berdua-berdua selama jangka waktu 5 jam mengunjungi rumah-rumah di daerah yang telah dipilih. Dalam kunjungan ke rumah-rumah tersebut mereka akan mendoakan pemilik rumah, membantu mereka melakukan pekerjaan rumah apapun, sampai mereka memperoleh makan siang di rumah tersebut, karena saat keluar kampus mereka tidak memperoleh makan siang. Dan persyaratan mereka dapat kembali ke kampus kalau mereka juga membawa oleh-oleh yang diberikan oleh pemilik rumah-rumah yang mereka kunjungi. Umumnya saat mereka kunjungi rumah-rumah tersebut, pemilik rumah heran, curiga, bahkan ada yang menanyakan surat tugas sagala. Tapi karena mereka datang dengan senyuman dan juga izin untuk bertamu dan bersahabat dengan pemilik rumah, mereka mau untuk menerima teman-teman misionaris. Saat diterima oleh pemilik rumah, misionaris tidak menyia-nyiakan waktu untuk segera mengakrabkan diri dengan pemilik rumah, tak segan mereka langsung mendoakan pemilik rumah tersebut, sehingga suasana semakin cair karena pemilik rumah senang untuk dilayani dalam doa. Umumnya dalam waktu singkat mereka semakin akrab dan akhirnya tawaran untuk menikmati makan bersamapun diperoleh mereka, bahkan mereka diberikan bekal pada waktu meninggalkan rumah. Tak jarang juga mereka ditolak untuk masuk oleh pemilik rumah. Waktu kami kunjungi lokasi tempat mereka menyebar, kami bertemu dengan sepasang misionaris yang sampai jam 4 belum dapat makan siang padahal mereka sudah kunjungi beberapa rumah. Waktu mereka katakan kepada kami bahwa mereka belum memperoleh makan, kami hanya jawab “berdoa lagi, pasti ada makanan”, ternyata mereka mendengar saran kami dan berdoa sebelum memasuki rumah lainnya, dan kesaksian mereka kepada kami adalah bahwa di rumah tersebut mereka memperoleh makan siang mereka. Puji Tuhan!. Beggar Evangelism adalah salah satu program training yang diberikan kepada misionaris untuk melatih kemampuan mereka dalam membangun persahabatan dengan orang yang baru dikenal. Baru beberapa jam saja mereka berkenalan, sudah disuguhkan makan bahkan diberikan bekal, apalagi mereka memperoleh lebih lama lagi waktu untuk saling bersahabat, tentunya akan lebih akrab lagi.


Blogger Templates by Isnaini Dot Com and Wedding Gowns. Powered by Blogger